Minggu, 08 Mei 2016

makalah konsep kebutuhan istirahat dan tidur



KONSEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


Disusun oleh:

1.    Amelia Ferdina Widodo   14.401.15.004
2.    Dewi Aprilia                     14.401.15.025
3.    Fawaid Imamul Hasan     14.401.15.036


AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan. Kami juga berterima kasih kepada dosen kami yaitu:
1.      Haswita,S.Kep., M.Kes.
2.      Sayektiningsih, S.ST., MM.
3.      Firdawsyi Nuzula, S.Kep., M.Kes.
4.      Maulida Nurfazriyah,S.Kep., Ns., M.Ph.
yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi kritik, saran dan usulan kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Krikilan, April2016


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal.Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul “ Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur”.

B.       Rumusan masalah
1.         Apa definisi istirahat dan tidur?
2.         Apa saja klasifikasi istirahat dan tidur?
3.         Apa saja faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur?
4.         Bagaimana pola tidur normal?
5.         Apa saja macam-macam gangguan tidur?
6.         Apa saja manfaat tidur?
7.         Bagaiman asuhan keperawatan pada kebutuhan istirahat dan tidur?
C.      Tujuan
1.    Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud istirahat dan tidur.
2.    Mahasiswa mampu memahami klasifikasi istirahat dan tidur.
3.    Mahasiswa mampu memahami faktor apa saja yang mempengaruhi istirahat dan tidur
4.    Mahasiswa mampu memahami bagaimana pola tidur yang normal.
5.    Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam gangguan tidur.
6.    Mahasiswa mampu mengetahui manfaat tidur.
7.    Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada kebutuhan istirahat dan tidur.

D.      Manfaat
1.         Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai kebutuhan istirahat dan tidur.
2.         Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya istirahat dan tidur dalam kehidupan sehari-hari serta menambah wawasan mengenai istirahat dan tidur.
3.         Bagi Institusi
Agar mendapat tambahan referensi mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur.




BAB II
PEMBAHASAN

A.          Konsep teori
1.            Pengertian Istirahat dan Tidur
Istirahat adalah suatu keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan/anxietas (Narrow,67). Istirahat juga diartikan diam bersantai setelah melakukan kerja keras. Istirahat tidak selalu diartikan sebagai keadaan tidak beraktivitas. Menurut Tarwoto (2006) istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton, 1981). Menurut Potter dan Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya. (Perry dan Potter, 2005)

2.            Klasifikasi Tidur
Tahap tidur
EEG, EMG, dan EOG sinyal listrik menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak, otak dan mata yang berhubungan dengan tahap tidur yang berbeda (Sleep Reseach Society, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu pergerakan mata yang tidak cepat (NREM, tidur non rapid eyes movement), dan pergerakan mata yang cepat (REM, tidur rapid eyes movement). Terdapat 4 tahapan tidur NREM, yaitu:
a.             Tahap 1 NREM
1)            Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur.
2)            Tahap berakhir beberapa menit.
3)            Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.
4)            Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensorik seperti suara.
5)            Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.
b.            Tahap 2 NREM
1)            Merupakan periode tidur bersuara.
2)            Kemajuan relaksasi.
3)            Untuk terbangun masih relatif mudah.
4)            Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban.
c.             Tahap 3 NREM
1)            Tahap awal dari tidur yang dalam.
2)            Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak.
3)            Otot-otot dalam keadaan santai penuh.
4)            Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
5)            Tahap terakhir 15 hingga 30 menit.
d.            Tahap 4 NREM
1)            Tahap tidur terdalam.
2)            Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.
3)            Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini.
4)            Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga.
5)            Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit.
6)            Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi.
e.             Tidur REM
1)            Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap lain.
2)            Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.
3)            Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah.
4)            Terjadi tonus otot skelet penurunan.
5)            Peningkatan sekresi lambung.
6)            Sangat sekali membangunkan orang yang tidur.
7)            Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata rata 20 menit. (Asmadi, 2008)
                                    
3.            Faktor yang mempengaruhi Istirahat dan Tidur
a.             Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskular, dan penyakit persyarafan.
b.            Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c.             Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d.            Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek priode pertama dari tahap REM.
e.             Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehinga mengganggu tidurnya.
f.             Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang  yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g.            Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1)            Diuretik : menyebabkan insomnia
2)            Antidepresan: menyupresi REM.
3)            Kafein : meninkatkan saraf simpatis.
4)            Beta-bloker: menimbulkan insomnia.
5)            Nakotika : menyupresi REM.
h.            Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Sebaliknya kebutuhan nutrisi yang kurang akan menyebabkan sulit tidur. (Dewanto, 2009)
          
4.            Pola Tidur Normal
a.             Neonatus sampai dengan 3 bulan
1)            Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
2)            Mudah berespon terhadap stimulus.
3)            Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.
b.            Bayi
1)            Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
2)            Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari.
3)            Tahap REM 20/30%.
c.             Toddler
1)            Tidur 10-12 jam/hari.
2)            Tahap REM 25%.
d.            Prasekolah
1)            Tidur  11 jam pada malam hari.
2)            Tahap REM 20%.
e.             Usia sekolah
1)            Tidur 10 jam pada malam hari.
2)            Tahap REM 18,5%.
f.             Remaja
1)            Tidur 8,5  jam pada malm hari.
2)            Tahap REM 20%.
g.            Dewasa muda
1)            Tidur  7-9 jam/hari.
2)            Tahap REM 20-25%.
h.            Usia dewasa pertengahan
1)            Tidur kurang lebih 7 jam/hari.
2)            Tahap REM 20%.
i.              Usia tua
1)            Tidur kurang lebih 6 jam/hari.
2)            Tahap REM 20-25%.
3)            Sering terbangun pada malam hari. (Asmadi,2008)

5.            Macam-macam Gangguan Tidur
a.             Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia. Jadi, insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang. Jenis insomnia yaitu:
b.            Insomnia insial
Adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai tidur. Insomnia intermiten adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat  mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
c.             Somnabulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
d.            Enuresis
Adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
e.             Narkolepsi
Suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa narkolepsi serangan mengantuk mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat dimana serangan mengantuk tersebut dating. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan genetika system saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan.Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
f.             Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia.Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan. (Alimul, 2006)
        
6.            Manfaat Tidur
a.             Hidup lebih sehat dan awet muda.
Menurut Lawrence Epstein MD, penulis buku “The Harvard medical school guide to a good night sleep”, semakin lama semakin terlihat adanya hubungan erat antara tidur dan kesehatan tubuh. Ternyata saat kita tidur tekanan darah dan detak jantung biasanya berada di titik terendah. Bila kurang tidur, tekanan darah kita akan cenderung naik. Hubungan antara hipertensi dan lama tidur seseorang dapat menjelaskan hasil penelitian lain yang mengaitkan kurang tidur dengan resiko terkena serangan jantung, diabetes, naiknya berat badan dan penyakit penyakit lain. Kurang tidur juga terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
b.             Memperindah wajah dan tubuh.
Kurang tidur akan merubah metabolisme tubuh dan mempercepat proses penuaan. Anda semua yang merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur pasti wajah nampak lebih kusut dan sebaliknya ketika anda tidur dengan rileks maka akan memperindah wajah dan tubuh anda.
c.             Menjauhi stress.
Tidak dipungkiri lagi, ketika anda tidur maka masalah-masalah yang anda pokirkan sejenak menghilang. Sedangkan orang yang mengalami insomnia memproduksi hormon stress yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
d.            Mencerdaskan otak.
Kurang tidur menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang minum alkohol. Kondisi orang yang tidak tidur terus-menerus selama 17 jam sama seperti orang yang kadar alkohol dalam darahnya 0.05% ini sama dengan minum dua gelas alkohol dalam 1 jam. Orang yang sulit tidur biasanya telat bangun, ritme ini akan membuat masalah dengan proses kognitif seseorang, seperti menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi. Artinya anda akan menjadi sedikit lebih bodoh setiap kali kurang tidur. 
e.             Tubuh menjadi ideal.
Bagi anda yang sedang diet, tidur menjadi point penting untuk mendukung program diet anda. Kurang tidur akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu makan meningkat. Manfaat diatas diperoleh untuk tidur yang cukup sedangkan apabila kebanyakan tidur dapat menurunkan produktifitas hormon pertumbuhan.Oleh karena itu, supaya hidup sehat marilah kita biasakan tidur dengan proporsi yang cukup. (Alimul, 2006)

B.           Konsep asuhan keperawatan
1.            Pengkajian
a.             Riwayat tidur/kebiasaan tidur
1)            Banyaknya tidur klien
2)            Kebiasaan menjelang tidur
3)            Jam brangkat tidur
4)            Pengunaan obat-obatan
5)            Lingkungan yang disukai saat tidur
6)            Kesulitan tidur
7)            Posisi saat tidur
b.            Pemeriksaan tidur
1)            Observasi : penampilan wajah, tingkah laku, tingkat energy
2)            Pemeriksaan fisik : pada dasarnya pemeriksaan fisik pada klien yang mengalami gangguan istirahat dan tidur sama dengan pengkajian fisik yang lainnya yang meliputi inspeksi, palapasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan fisik ini lebih di fokuskan kepada keadaan tubuh yang memungkinkan dapat menyebabkan gangguan pada saat istirahat dan tidur, misalnya perut yang lapar, kekenyangan, adanya luka, nyeri, bau tidak enak, pusing, dan depresi.
3)            Penampilan wajah:
a)            Terdapat area gelap sekitar wajah
b)            Bengkak pada kelopak mata
c)            Konjungtiva kemerahan
d)           Mata kelihatan cekung
e)            Tampak loyo/layu/kurang gairah
4)            Tingkah laku:
a)            Mudah tersinggung/marah
b)            Gelisah selalu menguap
c)            Kurang perhatian
d)           Berbicara pelan
e)            Tidak bisa mengambil keputusan yang tepat
5)            Tingkat energi : lemah, letih, dan lesu (Wartonah, 2006)

2.            Diagnose keperawatan
a.             Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
1)            Cemas, nyeri, stress, lingkungan tidak menunjang, dll
b.            Potensial/resiko injuri berhubungan dengan somnabulisme.
c.             Harga diri rendah sehubungan dengan noccturmal enuresis.
d.            Tidak efektifnya coping berhubungan dengan kehilangan tidur.
e.             Letih berhubungan dengan insomnia. (Wartonah, 2006)
                                                         
3.            Perencanaan/ intervensi
Dalam perencanaan pada prinsipnya harus memenuhi kriteria  hasil yang diharapkan untuk klien dengan masalah tidur :
a.             Klien jatuh tertidur 30 menit setelah pergi tidur
b.            Tidur 6 jam tanpa bangun
c.             Terbangun tidak lebih dari 2 X selama tidur, dan tidur kembali dalam 15 menit
d.            Klien mengatakan segar setelah bangun
e.             Tidak memperlihatkan tanda-tanda kekurangan tidur. (Alimul, 2006)
        
4.            Implementasi
Untuk klien yang dirawat, masalah tidur sering berhubungan dengan lingkingan rumah sakit atau penyakit mereka.
Tindakan:
a.             Menciptakan lingkungan yang menyenangkan:
1)            Tutup pintu kamar klien
2)            Tutup klirey sekitar bed klien
3)            Cabut steker  telepon
4)            Perdengarkan music yang lembut
5)            Kurangi  cahaya berikan lampu tidur
6)            Kurangi stimulus, percakapan, televisi, pengunjung
7)            Tempatkan klien dengan teman yang cocok
8)            Buat jadwal tindakan diluar waktu tidur
b.            Support kebiasaan sebelum tidur
1)            Dewasa :
a)            Jalan-jalan
b)            Mendengarkan musik
c)            Mandi
d)           Berdoa
e)            Menarik nafas panjang
f)             Membaca
2)            Anak-anak                   
a)            Dibacakan ceritera
b)            Memegang boneka atau selimut dsb.
c)            Cuci tangan dan kaki
d)           Gosok gigi
e)            Makan makanan yang mengandung tinggi protein missal;  susu hangat, keju, kacang-kacangan.
f)             Hindari banyak minum sebelum tidur
c.             Hindari latihan fisik yang berlebihan dan rangsangan mental yang berlebihan sebelum tidur.
d.            Berikan rasa nyaman dan relax
1)            Berikan baju tidur yang longgar
2)            Atur posisi setiap dua jam sekali
3)            Bantu klien unyuk personal hygiene.
4)            Berikan laken yang lembut, bersih dan kering, bila perlu berikan selimbut
5)            Bantu klien agar BAK sebelum tidur
6)            Tawarkan massage punggung sebelum tidur (remasan, gesekan, eflurasi, petrisasi dan tekanan menyikat.
7)            Berikan posisi yang enak bagi klien
8)            Jadwal pemberian obat jangan mengganggu tidur
9)            Beri obat analgesic bagi klien yang mengalami nyeri
10)        Klien yang mengalami gangguan pernafasan berikan posisi semi fowler dan obat bronchodilator.
e.             Penyuluhan pada klien untuk meningkatkan tidur
1)            Latihan yang cukup pada siang hari,  hindari aktifitas sebelum tidur
2)            Makan makanan berprotein tinggi sebelum tidur.
3)            Hindari minum kopi atau alkohol sebelum tidur.
4)            Pergi ketempat tidur hanya bila ngantuk.
5)            Bila tidak ngantuk lakukan aktifitas ringan sampai ngantuk,tidur dan bangun yang  teratur untuk mencegah gangguan lonceng biologis.
6)            Berusaha beranjak tidur pada waktu yang sama dan hindari tidur siang/sore hari.
7)            Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
(Alimul, 2006)
           
5.            Evaluasi
Pada saat penilaian maka semuanya dikembalikan kepada kriteria yang dibuat atas diagnosa yang muncul.Keberhasilan tindakan dapat dinilai dari ketercapaian tujuan pada setiap diagnosa yang ditegakkan. (Wartonah, 2006)






BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang baik, benar dan teratur akan memberikan efek yang baik bagi kesehatan, yaitu efek yang baik bagi kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap system syaraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara susunan syaraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.
B.            Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan prosedur yang benar sehinga perawat harus mempunyai, kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehinga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.



DAFTAR PUSTAKA


Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Dewanto. (2009). Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.
H, A. (2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wartonah, d. (2006). KDM dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.