KONSEP
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
Disusun
oleh:
1. Amelia Ferdina Widodo 14.401.15.004
2. Dewi Aprilia 14.401.15.025
3. Fawaid Imamul Hasan 14.401.15.036
AKADEMI KESEHATAN
RUSTIDA
PROGRAM STUDI D-III
KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Kebutuhan Istirahat dan
Tidur” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan. Kami juga berterima
kasih kepada dosen kami yaitu:
1. Haswita,S.Kep., M.Kes.
2. Sayektiningsih, S.ST., MM.
3. Firdawsyi Nuzula, S.Kep., M.Kes.
4. Maulida Nurfazriyah,S.Kep., Ns., M.Ph.
yang telah memberikan tugas ini dan
telah membimbing kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah
wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya.Oleh karena itu kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi kritik, saran dan usulan kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah kami di kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat dan
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Krikilan,
April2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur
untuk dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal.Selain
itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.Pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang
sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila
kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang
diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam
kehidupan sehari-hari terpenuhi.Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga
memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Oleh karena itu, kami
membuat makalah yang berjudul “ Konsep Kebutuhan
Istirahat dan Tidur”.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa definisi istirahat
dan tidur?
2.
Apa saja klasifikasi
istirahat dan tidur?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur?
4.
Bagaimana pola tidur
normal?
5.
Apa saja macam-macam
gangguan tidur?
6.
Apa saja manfaat
tidur?
7.
Bagaiman asuhan
keperawatan pada kebutuhan istirahat dan tidur?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa mampu memahami
apa yang dimaksud istirahat dan tidur.
2.
Mahasiswa mampu memahami klasifikasi istirahat
dan tidur.
3.
Mahasiswa mampu memahami faktor
apa saja yang mempengaruhi istirahat dan tidur
4.
Mahasiswa mampu
memahami bagaimana pola tidur yang normal.
5.
Mahasiswa mampu
mengetahui macam-macam gangguan tidur.
6.
Mahasiswa mampu
mengetahui manfaat tidur.
7.
Mahasiswa mampu
mengetahui asuhan keperawatan pada kebutuhan
istirahat dan tidur.
D.
Manfaat
1.
Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai kebutuhan istirahat dan
tidur.
2.
Bagi Pembaca
Agar dapat
mengetahui pentingnya istirahat dan tidur dalam kehidupan sehari-hari serta
menambah wawasan mengenai istirahat dan tidur.
3.
Bagi Institusi
Agar
mendapat tambahan referensi mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep teori
1.
Pengertian Istirahat
dan Tidur
Istirahat adalah suatu keadaan yang tenang, relaks tanpa
tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan/anxietas (Narrow,67). Istirahat
juga diartikan diam bersantai setelah melakukan kerja keras. Istirahat tidak
selalu diartikan sebagai keadaan tidak beraktivitas.
Menurut Tarwoto (2006) istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri dimana
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton, 1981).
Menurut Potter dan Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.Tidur
adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan
fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Kesempatan untuk
istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun
kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk
memulihkan kembali kesehatannya. (Perry dan Potter, 2005)
2.
Klasifikasi Tidur
Tahap
tidur
EEG, EMG, dan EOG
sinyal listrik menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak,
otak dan mata yang berhubungan dengan tahap tidur yang berbeda (Sleep Reseach
Society, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu pergerakan mata
yang tidak cepat (NREM, tidur non rapid eyes movement), dan pergerakan mata
yang cepat (REM, tidur rapid eyes movement). Terdapat 4 tahapan tidur NREM,
yaitu:
a.
Tahap 1 NREM
1)
Tahap meliputi tingkat
paling dangkal dari tidur.
2)
Tahap berakhir beberapa
menit.
3)
Pengurangan aktivitas
fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan
metabolisme.
4)
Seseorang dengan mudah
terbangun oleh stimulus sensorik seperti suara.
5)
Ketika terbangun,
seseorang merasa seperti telah melamun.
b.
Tahap 2 NREM
1)
Merupakan periode tidur
bersuara.
2)
Kemajuan relaksasi.
3)
Untuk terbangun masih
relatif mudah.
4)
Kelanjutan fungsi tubuh
menjadi lamban.
c.
Tahap 3 NREM
1)
Tahap awal dari tidur
yang dalam.
2)
Orang yang tidur sulit
dibangunkan dan jarang bergerak.
3)
Otot-otot dalam keadaan
santai penuh.
4)
Tanda-tanda vital
menurun tetapi tetap teratur.
5)
Tahap terakhir 15
hingga 30 menit.
d.
Tahap 4 NREM
1)
Tahap tidur terdalam.
2)
Sangat sulit untuk
membangunkan orang yang tidur.
3)
Jika terjadi kurang
tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada
tahap ini.
4)
Tanda-tanda vital
menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga.
5)
Tahap berakhir kurang
lebih 15 hingga 30 menit.
6)
Tidur sambil berjalan
dan anuresis dapat terjadi.
e.
Tidur REM
1)
Mimpi yang penuh warna
dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi
pada tahap lain.
2)
Tahap ini biasanya
dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.
3)
Hal ini dicirikan
dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan
kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah.
4)
Terjadi tonus otot
skelet penurunan.
5)
Peningkatan sekresi
lambung.
6)
Sangat sekali
membangunkan orang yang tidur.
7)
Durasi dari tidur REM
meningkat pada tiap siklus dan rata rata 20 menit. (Asmadi, 2008)
3.
Faktor yang
mempengaruhi Istirahat dan Tidur
a.
Penyakit
Seseorang yang
mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.Namun demikian,
keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.Misalnya
pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskular, dan penyakit persyarafan.
b.
Lingkungan
Pasien yang
biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan
suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c.
Motivasi
Motivasi dapat
mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan kantuk.
d.
Kelelahan
Kelelahan dapat
memperpendek priode pertama dari tahap REM.
e.
Kecemasan
Pada keadaan
cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehinga mengganggu
tidurnya.
f.
Alkohol
Alkohol menekan
REM secara normal, seseorang yang tahan
minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g.
Obat-obatan
Beberapa jenis
obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1)
Diuretik : menyebabkan
insomnia
2)
Antidepresan:
menyupresi REM.
3)
Kafein : meninkatkan
saraf simpatis.
4)
Beta-bloker:
menimbulkan insomnia.
5)
Nakotika : menyupresi
REM.
h.
Nutrisi
Terpenuhinya
kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Sebaliknya
kebutuhan nutrisi yang kurang akan menyebabkan sulit tidur.
(Dewanto, 2009)
4.
Pola Tidur Normal
a.
Neonatus sampai dengan
3 bulan
1)
Kira-kira membutuhkan
16 jam/hari
2)
Mudah berespon terhadap
stimulus.
3)
Pada minggu pertama
kelahiran 50% adalah tahap REM.
b.
Bayi
1)
Pada malam hari
kira-kira tidur 8-10 jam
2)
Usia 1 bulan sampai
dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari.
3)
Tahap REM 20/30%.
c.
Toddler
1)
Tidur 10-12 jam/hari.
2)
Tahap REM 25%.
d.
Prasekolah
1)
Tidur 11 jam pada malam hari.
2)
Tahap REM 20%.
e.
Usia sekolah
1)
Tidur 10 jam pada malam
hari.
2)
Tahap REM 18,5%.
f.
Remaja
1)
Tidur 8,5 jam pada malm hari.
2)
Tahap REM 20%.
g.
Dewasa muda
1)
Tidur 7-9 jam/hari.
2)
Tahap REM 20-25%.
h.
Usia dewasa pertengahan
1)
Tidur kurang lebih 7
jam/hari.
2)
Tahap REM 20%.
i.
Usia tua
1)
Tidur kurang lebih 6
jam/hari.
2)
Tahap REM 20-25%.
3)
Sering terbangun pada
malam hari. (Asmadi,2008)
5.
Macam-macam Gangguan
Tidur
a.
Insomnia
Pengertian
insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau
kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi
merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia. Jadi, insomnia
merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas
maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang
tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari
yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang. Jenis insomnia yaitu:
b.
Insomnia insial
Adalah
ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai tidur. Insomnia intermiten adalah
ketidak mampuan seseorang untuk dapat
mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur. Insomnia terminal
adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,
ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
c.
Somnabulisme
Merupakan
gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur,
menabrak kursi, berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan
dalam beberapa menit dan kembali tidur. Lebih banyak terjadi pada anak-anak,
penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
d.
Enuresis
Adalah
kencing yang tidak disengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan
paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada
beberapa faktor yang menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres,
dan toilet training yang kaku.
e.
Narkolepsi
Suatu
kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat
dikatakan pula bahwa narkolepsi serangan mengantuk
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat dimana serangan mengantuk
tersebut dating. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi
akibat kerusakan genetika system saraf pusat dimana periode REM tidak dapat
dikendalikan.Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada
waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang
berputar-putar atau berada di tepi jurang.
f.
Mendengkur
Disebabkan oleh
adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.Amandel yang
membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur.Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia.Otot-otot
dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan.
(Alimul, 2006)
6.
Manfaat Tidur
a.
Hidup lebih sehat dan
awet muda.
Menurut Lawrence
Epstein MD, penulis buku “The Harvard medical school guide to a good night
sleep”, semakin lama semakin terlihat adanya hubungan erat antara tidur dan
kesehatan tubuh. Ternyata saat kita tidur tekanan darah dan detak jantung
biasanya berada di titik terendah. Bila kurang tidur, tekanan darah kita akan
cenderung naik. Hubungan antara hipertensi dan lama tidur seseorang dapat
menjelaskan hasil penelitian lain yang mengaitkan kurang tidur dengan resiko
terkena serangan jantung, diabetes, naiknya berat badan dan penyakit penyakit
lain. Kurang tidur juga terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
b.
Memperindah wajah dan tubuh.
Kurang tidur
akan merubah metabolisme tubuh dan mempercepat proses penuaan. Anda semua yang
merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur pasti wajah nampak
lebih kusut dan sebaliknya ketika anda tidur dengan rileks maka akan
memperindah wajah dan tubuh anda.
c.
Menjauhi stress.
Tidak dipungkiri
lagi, ketika anda tidur maka masalah-masalah yang anda pokirkan sejenak
menghilang. Sedangkan orang yang mengalami insomnia memproduksi hormon stress
yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
d.
Mencerdaskan otak.
Kurang tidur
menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang minum alkohol.
Kondisi orang yang tidak tidur terus-menerus selama 17 jam sama seperti orang
yang kadar alkohol dalam darahnya 0.05% ini sama dengan minum dua gelas alkohol
dalam 1 jam. Orang yang sulit tidur biasanya telat bangun, ritme ini akan
membuat masalah dengan proses kognitif seseorang, seperti menjadi pelupa dan
sulit berkonsentrasi. Artinya anda akan menjadi sedikit lebih bodoh setiap kali
kurang tidur.
e.
Tubuh menjadi ideal.
Bagi anda yang
sedang diet, tidur menjadi point penting untuk mendukung program diet anda.
Kurang tidur akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu makan meningkat.
Manfaat diatas diperoleh untuk tidur yang cukup sedangkan apabila kebanyakan
tidur dapat menurunkan produktifitas hormon pertumbuhan.Oleh karena itu, supaya
hidup sehat marilah kita biasakan tidur dengan proporsi yang cukup. (Alimul,
2006)
B.
Konsep asuhan keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Riwayat tidur/kebiasaan
tidur
1)
Banyaknya tidur klien
2)
Kebiasaan menjelang
tidur
3)
Jam brangkat tidur
4)
Pengunaan obat-obatan
5)
Lingkungan yang disukai
saat tidur
6)
Kesulitan tidur
7)
Posisi saat tidur
b.
Pemeriksaan tidur
1)
Observasi : penampilan
wajah, tingkah laku, tingkat energy
2)
Pemeriksaan fisik :
pada dasarnya pemeriksaan fisik pada klien yang mengalami gangguan istirahat dan
tidur sama dengan pengkajian fisik yang lainnya yang meliputi inspeksi,
palapasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan fisik ini lebih di fokuskan
kepada keadaan tubuh yang memungkinkan dapat menyebabkan gangguan pada saat
istirahat dan tidur, misalnya perut yang lapar, kekenyangan, adanya luka,
nyeri, bau tidak enak, pusing, dan depresi.
3)
Penampilan wajah:
a)
Terdapat area gelap
sekitar wajah
b)
Bengkak pada kelopak
mata
c)
Konjungtiva kemerahan
d)
Mata kelihatan cekung
e)
Tampak loyo/layu/kurang
gairah
4)
Tingkah laku:
a)
Mudah tersinggung/marah
b)
Gelisah selalu menguap
c)
Kurang perhatian
d)
Berbicara pelan
e)
Tidak bisa mengambil
keputusan yang tepat
5)
Tingkat energi : lemah,
letih, dan lesu (Wartonah, 2006)
2.
Diagnose keperawatan
a.
Gangguan pola tidur
berhubungan dengan :
1)
Cemas, nyeri, stress,
lingkungan tidak menunjang, dll
b.
Potensial/resiko injuri
berhubungan dengan somnabulisme.
c.
Harga diri rendah
sehubungan dengan noccturmal enuresis.
d.
Tidak efektifnya coping
berhubungan dengan kehilangan tidur.
e.
Letih berhubungan
dengan insomnia. (Wartonah, 2006)
3.
Perencanaan/ intervensi
Dalam
perencanaan pada prinsipnya harus memenuhi kriteria hasil yang diharapkan untuk klien dengan
masalah tidur :
a.
Klien jatuh tertidur 30
menit setelah pergi tidur
b.
Tidur 6 jam tanpa
bangun
c.
Terbangun tidak lebih
dari 2 X selama tidur, dan tidur kembali dalam 15 menit
d.
Klien mengatakan segar
setelah bangun
e.
Tidak memperlihatkan
tanda-tanda kekurangan tidur. (Alimul, 2006)
4.
Implementasi
Untuk klien yang
dirawat, masalah tidur sering berhubungan dengan lingkingan rumah sakit atau
penyakit mereka.
Tindakan:
a.
Menciptakan lingkungan
yang menyenangkan:
1)
Tutup pintu kamar klien
2)
Tutup klirey sekitar
bed klien
3)
Cabut steker telepon
4)
Perdengarkan music yang
lembut
5)
Kurangi cahaya berikan lampu tidur
6)
Kurangi stimulus,
percakapan, televisi, pengunjung
7)
Tempatkan klien dengan
teman yang cocok
8)
Buat jadwal tindakan
diluar waktu tidur
b.
Support kebiasaan
sebelum tidur
1)
Dewasa :
a)
Jalan-jalan
b)
Mendengarkan musik
c)
Mandi
d)
Berdoa
e)
Menarik nafas panjang
f)
Membaca
2)
Anak-anak
a)
Dibacakan ceritera
b)
Memegang boneka atau
selimut dsb.
c)
Cuci tangan dan kaki
d)
Gosok gigi
e)
Makan makanan yang
mengandung tinggi protein missal; susu
hangat, keju, kacang-kacangan.
f)
Hindari banyak minum
sebelum tidur
c.
Hindari latihan fisik
yang berlebihan dan rangsangan mental yang berlebihan sebelum tidur.
d.
Berikan rasa nyaman dan
relax
1)
Berikan baju tidur yang
longgar
2)
Atur posisi setiap dua
jam sekali
3)
Bantu klien unyuk
personal hygiene.
4)
Berikan laken yang
lembut, bersih dan kering, bila perlu berikan selimbut
5)
Bantu klien agar BAK sebelum
tidur
6)
Tawarkan massage
punggung sebelum tidur (remasan, gesekan, eflurasi, petrisasi dan tekanan
menyikat.
7)
Berikan posisi yang
enak bagi klien
8)
Jadwal pemberian obat
jangan mengganggu tidur
9)
Beri obat analgesic
bagi klien yang mengalami nyeri
10)
Klien yang mengalami
gangguan pernafasan berikan posisi semi fowler dan obat bronchodilator.
e.
Penyuluhan pada klien
untuk meningkatkan tidur
1)
Latihan yang cukup pada
siang hari, hindari aktifitas sebelum
tidur
2)
Makan makanan
berprotein tinggi sebelum tidur.
3)
Hindari minum kopi atau
alkohol sebelum tidur.
4)
Pergi ketempat tidur
hanya bila ngantuk.
5)
Bila tidak ngantuk
lakukan aktifitas ringan sampai ngantuk,tidur dan bangun yang teratur untuk mencegah gangguan lonceng
biologis.
6)
Berusaha beranjak tidur
pada waktu yang sama dan hindari tidur siang/sore hari.
7)
Hindari kegiatan yang
membangkitkan minat sebelum tidur.
(Alimul, 2006)
5.
Evaluasi
Pada saat
penilaian maka semuanya dikembalikan kepada kriteria yang dibuat atas diagnosa
yang muncul.Keberhasilan tindakan dapat dinilai dari ketercapaian tujuan pada
setiap diagnosa yang ditegakkan. (Wartonah, 2006)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar
yang dibutuhkan semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan
tidur yang baik, benar dan teratur akan memberikan efek yang baik bagi
kesehatan, yaitu efek yang baik bagi kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap
system syaraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan diantara susunan syaraf, serta berefek terhadap struktur tubuh
dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.
B.
Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan
istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang
sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu
berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan
prosedur yang benar sehinga perawat harus mempunyai, kompetensi yang baik
terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehinga pelayanan terhadap klien
dapat berjalan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Dewanto.
(2009). Panduan Praktis Diagnosis dan Tata
Laksana Penyakit Saraf.
Jakarta: EGC.
H, A.
(2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Potter, P.
(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wartonah,
d. (2006). KDM dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika.